Tedak berarti turun.
Siten (Siti) berarti tanah.
Tedak Siten berarti turun tanah.
Ritual ini menggambarkan bahwa anak kecil itu siap untuk memulai hidup yang sukses, dengan berkah Tuhan dan dengan bimbingan dari orang tuanya.
Upacara tradisional ini dilakukan saat anak berumur tujuh Selapan yaitu 245 hari (Selapan 35 hari). Ada 5 hari Pasaran dalam satu Selapan: Legi, Pahing, Pon, Wage en Kliwon. Setiap hari diberi nama berbeda dalam satu periode Selapan. Satu periode dari hari Minggu Legi sampai hari Sabtu Kliwon adalah 35 hari. Itu bernama Weton dalam bahasa Jawa. Orang Jawa berpikir sangat penting untuk mengetahui hari Weton mereka (hari kelahiran).
Minggu Legi | Senin Pahing | Selasa Pon | Rabu Wage | Kemis Kliwon |
Jumat Legi | Sabtu Pahing | Minggu Pon | Senin Wage | Selasa Kliwon |
Rabu Legi | Kemis Pahing | Jumat Pon | Sabtu Wage | Minggu Kliwon |
Senin Legi | Selasa Pahing | Rabu Pon | Kemis Wage | Jumat Kliwon |
Sabtu Legi | Minggu Pahing | Senin Pon | Selasa Wage | Rabu Kliwon |
Kemis Legi | Jumat Pahing | Sabtu Pon | Minggu Wage | Senin Kliwon |
Selasa Legi | Rabu Pahing | Kemis Pon | Jumat Wage | Sabtu Kliwon |
Biasanya ritual diorganisir di pagi hari di taman rumah. Selain orang tua dan keluarga, beberapa orang tua yang terhormat juga memberikan restu kepada anak tersebut. Sajen (pengorbanan) yang dipersyaratkan adalah seperti doa kepada Tuhan untuk mendapatkan berkat dan perlindungannya. Hal ini juga untuk menerima berkat dari nenek moyang, untuk menerima perlindungan dari kejahatan dan untuk memastikan bahwa upacara ritual dapat diadakan dalam suasana yang baik dan aman.
Setelah persiapan dibuat, keluarga (orang tua, anak dan anggota keluarga) dan tamu berkumpul di tempat upacara.
LebihRitual Selamatan adalah pertemuan keagamaan tradisional. Kata Selamatan mengungkapkan gagasan tentang ucapan syukur, berkat dan anugerah. Pada saat yang sama, Selamatan sebenarnya bukan pesta keagamaan. Meski ada sholat dan sebuah alinea dari al-Qur'an sudah dibaca, ini adalah sesuatu yang sudah lama terjadi sebelum kedatangan Islam. Selamatan sebagian merupakan cara untuk mengekspresikan solidaritas keluarga dan lingkungan - yang sangat penting di Indonesia - dan sebagian lagi adalah cara untuk melindungi diri dari kekuatan buruk. Berbagi makanan ritual, doa, dan berkumpul bersama di masyarakat: inilah contoh bagaimana orang Jawa percaya bagaimana mereka dapat menjaga ketertiban dan bagaimana menjaga bahaya.
LebihUpacara Siraman: bayi itu dimandikan atau dibersihkan dengan bunga setaman: mawar, melati, magnolia dan cananga. Ritual ini merupakan harapan bahwa bayi akan membawa rasa hormat, kehormatan dan ketenaran kepada keluarga.
LebihUpacara Turun Tanah: Bayi dipandu berjalan dengan 7 warna jalan setapak yang berbeda (merah, putih, oranye, kuning, hijau, biru dan ungu).
Jalan setapak ini terbuat dari beras ketan atau jadah atau tetel yang dicampur dengan daging kelapa muda dan sedikit garam.
Warna jalan setapak ini melambangkan berbagai tahap kehidupan. Mereka diatur dari gelap menjadi terang. Bayi harus melangkah dari piring gelap
ke piring yang lebih terang, dari kegelapan dalam hidup hingga kecerahan. Anak akan bisa mengatasi segala hambatan dalam hidup.
Di akhir acara, bayi berpakaian rapi dengan busana cantik dan baru. Ini merupakan harapan bahwa bayi akan selalu memiliki kehidupan yang baik dan sejahtera, dan bahwa dia akan hidup bahagia bersama orangtuanya.
LebihJava, the heart of the Indonesian Republic. An Orientation to the Culture and Traditions of Java.